Konflik terakhir

Sekian kita bersama ternyata kau juga sama saja - Cokelat Karma

Kau kira ku percaya semua sgala tipu daya oh percuma
Tenggelam arus masa tika menapak jalan yang menjauh
Di dalam ingatanku ku tentukan arah yang ku mahu
Terkadang aku sama tersilap caturan
Hingga terlontar pada satu peristiwa yang membuat hati lara
Naluri ku berkata tak ingin ia berulang lagi
Kehilangan cinta hati menjadikan bagai raga tak bernyawa
Terpisah saat rindu yang membara

Hatinya yang dulu belaian kini telah menepis segala
Terkenang peristiwa yang membuat hati lara
Diri terlontar jauh merembis sepi
Saat cuba tuk melenyapkan keresahan fikiran
Gerhana harinya merantai kalbu,terlena dan buntu dalam lautan rindu
Seribu musim tak kan bisa menghibur hati yang penuh marah
Entah mengapa perpisahan berlaku saat hati mulai menjalin

Denting yang berbunyi dari dinding kamar menyedarkan aku dari lamunan panjang
Tak terasa malam kini semakin larut namun aku masih terjaga
Mungkinkah kau disana merasa yang sama seperti dinginku
Jiwa dan raga takkan sekali berdusta namun terkadang cinta terusik benci sesaat
Seribu musim takkan bisa mengubat hati yang penuh luka dan benci
Kan ku perlukan semuanya untuk tapiskan rindu agar tidak terasa pedihnya lagi
Kadang diri terleka dibuai bisikan bintang namun pantas ku berlari dari alam khayalan

Hakikat yang terhampar sebening senja berlabuh
Indah tetapi sebentar cuma..
Pilu tetapi harus pasrah menerima..
Segalanya adalah dusta sejak saat ia terjalin
Tersentap pedih akan kenyataan namun cinta hanyalah satu peristiwa..

Lupakan saja cerita lama
bukan sekadar menjadi sejarah tetapi hanyalah peristiwa pahit
mengapa perlu semua jiwa merana menjadi irama pilu yang menyesakkan
kuatkanlah dinding hati dan genggam erat janjiku ini
Menarilah dan terus tertawa dengarkan dan rasakan lagu yang ku ciptakan untukmu
walau dunia tak seindah suka kamu ngak sendirian walau di kelam malam
biarkan saja sampai akhirnya nanti
ku mahu ingati keadaan itu,ingin dirimu turut merasa pelangi di gelap malam